Senin, 28 Desember 2009

Jepang Kembali Rilis Skuter Nol Emisi

TOKYO--Mimpi untuk menghadirkan kendaraan bermotor bebas emisi alias zero-emision dan berlari cepat menjadi kenyataan. Perusahaan asal Jepang PROSTAFF co.ltd berhasil menciptakan skuter nol emisi dan berencana merilisnya tahun depan.

Berbeda dengan produksi skuter hybrid sebelumnya, The Milleto, nama skuter tersebut, lebih irit 10 kali lipat daripada skuter berbahan bakar minyak dan bisa menambahkan kecepatan kendaraan dengan bantuan pijakan pedal.

"Normalnya, kendaraan menggunakan daya baterei, tapi juga bisa ditambahkan tenaganya melalui pedal kaki," tukas Ryo Teranishi, juru bicara perusahaan seperti yang dilansir AFP, Jumat (30/10).

Dia menambahkan, perpaduan antara mesin beremisi nol dan tenaga manusia membuat harmonisasi yang bersahabat dengan alam.

Dengan kekuatan baterai yang mampu bertahan 2-5 jam, The Milleto mampu berlari dengan kecepatan 35 km (22 mil). Artinya, dengan satu yen (setara dengan 1 rupiah), terbukti 10 kali lipat ekonomis layaknya sebuah skuter konvensional.

Nantinya, The milito akan dipasarkan terlebih dahulu kepada publik Jepang seharga 159.900 yen atau setara 17 juta rupiah dan tersedia dengan 12 pilihan warna. cr2/afp/itz

http://www.republika.co.id/berita/86482/Jepang_Kembali_Rilis_Skuter_Nol_Emisi

Sony Kembangkan Isi Daya Nirkabel

JAKARTA--Tak lama lagi, anda mungkin tidak direpotkan keberadaan kabel pada piranti elektronik. Pasalnya, perusahaan elektronik raksasa asal Jepang, Sony, tengah menggarap teknologi yang memungkinkan piranti elektronik dioperasikan tanpa kabel.

Teknologi yang tengah digarap ini, akan mengeliminir secara maksimal kegunaan kabel pada pirantik elektronik rumah tangga, seperti televisi. Untuk sekarang, Sony, fokus pada transfer energi tanpa kabel berdaya 60 watt pada jarak 50 cm.

Teknologi itu mengadaptasikan sistem yang berbasis resonansi magnetik. Dengan perantara udara sebagai medium, energi elektromagnetik yang dihasilkan akan dikodekan pada alat yang mampu mengidentifikasi frekuensi resonansi sebagai sumber energi.

Sebagai permulaan, hanya alat yang memiliki pengkode frekuensi saja yang bisa menerima transfer energi. Tapi tak mungkin, semua alat bisa mengaplikasikan teknologi tersebut.

Berdasarkan keterangan pihak Sony, seperti yang dikutip dari DCViews.COM, Akhir pekan lalu, kelebihan teknologi ini mampu mengefisiensikan transfer energi lebih maksimal ketimbang lewat kabel. Menurut keterangan dari pihak Sony, tingkat maksimal efisiensi transfer energi berkisar antara 60%-80%.

Selain itu, sekalipun perkakas berbahan dasar metal berada di antara pengirim transmisi energi dan penerima energi, pihak sony mengklaim tidak bakal ada efek panas.

Disamping menggarap teknologi transfer energi non kabel pada piranti elektronik, Sony juga mengembangkan teknologi berbasis High Frekuency Radio (RF). Teknologi ini, kelak digunakan pada setiap komunikasi via non kabel dan produk-produk penyiaran dengan kecepatan tinggi dan efisiensi maksimal.

Kombinasi dua garapan Sony diperkirakan mampu meningkatkan efisiensi transfer energi hingga 60%. Sony juga berencana meningkatkan daya jangkau transfer energi yang semula hanya mencapai 50 cm menjadi 80 cm tanpa ada penurunan efisiensi.

Dengan begitu, bagi para produsen elektonik bisa meminimalisir penggunaan kabel sekaligus menghemat biaya produksi.

Teknologi via kabel kini sudah berangsur tergeser dengan adanya sistem komunikasi via non kabel macam wifi. Seandainya kebanyakan piranti tidak lagi menggunakan kabel, pertanyaan menggelitik pun datang. Bagaimana nasib produsen kabel?. cr2/itz

http://www.republika.co.id/berita/80162/Sony_Kembangkan_Isi_Daya_Nirkabel

Minggu, 27 Desember 2009

IPB-Jepang Kerja Sama Penelitian

Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan kerja sama penelitian dengan "Obihiro University of Agriculture and Veterinary Medicine" (OUAVM) Jepang.

Juru Bicara IPB Ir Henny Windarti, MSi di Bogor, Jumat menjelaskan, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto telah menandatangani kerja sama dengan pihak Jepang awal pekan ini.

Menurut dia, kerja sama yang akan dibangun antara IPB dengan OUAVM adalah bidang pendidikan dan penelitian. Dalam bidang pendidikan kedua belah pihak sepakat akan melaksanakan program pertukaran pelajar.

Terkait bidang penelitian akan difokuskan pada riset-riset yang mendukung untuk pemanfaatan biogas dan pengurangan gas rumah kaca.

Di samping itu, fungsi biologis kentang sebagai bahan makanan juga akan menjadi fokus kerja sama penelitian IPB dengan OUAVM Jepang.

Ia menambahkan, kerja sama penelitian lainnya adalah tentang analisis dan pemanfaatan "oligosakarida" susu dari satwa liar dan penelitian anatomi dan histologi satwa liar di Indonesia.

"Perjanjian kerja sama IPB dengan Obihiro University akan berlaku hingga lima tahun mendatang," katanya.

Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang akan dibangun itu dan berharap dapat memperkuat persahabatan kedua perguruan tinggi.

Selain itu, Rektor menyampaikan bahwa IPB juga telah melakukan banyak kerja sama dengan universitas di Jepang lainnya, khususnya dalam hal pertukaran pelajar dan staf pengajar.

Pihak OUAVM Jepang menyatakan bahwa mereka ingin melakukan kerja sama dengan IPB karena selain memiliki disiplin ilmu yang sama, prestasi IPB juga dikenal di dunia internasional. (*)

Pemerintah Belum Setuju Pembangunan PLTN

Mataram (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata mengatakan pemerintah belum menyetujui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sehingga perencanaan PLTN masih sebatas wacana.

Suharna mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi wartawan usai peresmian prototype Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrida yang dibangun di Dusun Ketapang, Desa Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.

Peresmian penggunaan mesin pengolah tenaga angin dan matahari menjadi energi listrik itu dipadukan dengan penyerahan hak guna pakai PLT Hybrida dari Deputi Bidang Program Riptek Teguh Rahardjo selaku kuasa pengguna anggaran (KPA) kepada Bupati Lombok Timur M. Sukiman Azmy.

"Sampai hari ini pemerintah belum menyetujui pembangunan PLTN karena erat kaitannya dengan keamanan dan skala prioritas pemanfaatan sumber energi," ujar Suharna.

Menurut dia wacana untuk memberdayakan potensi energi nuklir terus dikaji sebagaimana pengkajian terhadap semua potensi energi.

"Setahu saya, pemerintah belum beri persetujuan. Sejauh ini masih memprioritaskan pemanfaatan energi batu bara dan panas bumi," ujarnya.

Ia mengakui saat ini pemerintah masih terus melakukan sosialisasi mengingat pada 2016 Indonesia harus sudah mengoperasikan PLTN secara komersial.

Target pengoperasian PLTN pada 2016 merupakan amanat Undang Undang Nomor 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN), yang salah satu paragrafnya menyebutkan bahwa pada 2016 Indonesia harus sudah mengoperasikan PLTN.

Rencana pembangunan PLTN belum mendapat persetujuan pemerintah meski sudah ada lokasi potensial seperti di Jepara, Jawa Tengah.(*)

Pembuatan "Avatar" Didukung Solusi "Storage" Berkecepatan Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk memproduksi efek visual dan animasi CGI di film-film box office dunia, perusahaan membutuhkan storage dengan kapasitas dan performa yang sangat tinggi. WETA Digital, perusahaan efek visual digital yang bermarkas di Wellington, New Zealand, mengandalkan teknologi storage berperforma tinggi dari NetApp untuk menampung dan memproses render farm mereka yang sangat besar untuk produksi film yang baru saja diluncurkan, Avatar. Storage berperforma tinggi dari NetApp mampu mem-feed lebih dari 30.000 CPU Core dan mengoptimalkan backbone jaringan storage 10 GbE.

Avatar
yang dibuat sutradara James Cameron adalah film fiksi ilmiah 3D dan live action yang sudah dirilis pada tanggal 18 Desember 2009 lalu. Untuk teknologi perfilman, 3D viewing dan stereoscopic film making dari film tersebut merupakan terobosan dalam dunia perfilman. Untuk itu, hal yang paling menonjol dan fenomenal dari film ini merupakan animasi 3D dan efek visualnya.

Biaya produksi dan pemasaran untuk film ini mendekati 500 juta dollar AS. Hal ini membuat Avatar menjadi salah satu film dengan dengan dana produksi terbesar. Hampir setengah dari seluruh dana produksi diperuntukkan untuk efek visual dan animasi CGI.

Jika anda beranggapan bahwa ras Na'Vi (makhluk non-manusia penghuni Pandora berwarna biru) yang ada di film ini merupakan aktor atau aktris dengan tata rias yang bagus, Anda harus berpikir ulang. Tokoh-tokoh Na'Vi yang ada di film ini sepenuhnya merupakan animasi CGI. Efek visual, animasi 3D, dan CGI yang sangat "wow" di film ini dikerjakan oleh WETA Digital.

WETA Digital juga menangani efek visual, animasi, dan CGI untuk film trilogi Lord of The Rings, King Kong (2005), X-Men: The Last Stand (2006), District 9 (2009), dan masih banyak lagi film-film top box office lainnya.

Selain Avatar, teknologi storage NetApp juga digunakan untuk mengerjakan film-film animasi dari studio Pixar, seperti Up (2009), Wall-E (2008), Cars (2006), Finding Nemo (2003). Selain Studio Pixar, film-film animasi besutan studio Dreamworks Animation, seperti Shrek (2001), Shrek 2 (2004), dan Madagascar (2005), juga memercayakan storage-nya kepada NetApp.

Tidak hanya film animasi yang fokus pada efek visual, teknologi dan solusi storage NetApp juga digunakan dalam memproduksi film live action, seperti Iron Man (2008), Speed Racer (2008), Transformers (2007), Harry Potter and the Order of the Phoenix (2007), Harry Potter and the Half Blood Prince (2009), Pirates of the Carribean: At World’s End (2007), dan masih banyak lagi.

Melacak Akar Konflik Antar Perguruan Silat di Karesidenan Madiun


Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) di karesidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa.

Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun. Hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi.

Kedua perguruan tersebut awalnya merupakan satu perguruan yaitu Setia Hati (diawali berdirinya Sedulur Tunggal Kecer) yang berdiri di kampung Tambak Gringsing Surabaya oleh KI Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada tahun 1903. Pada tahun tersebut KI Ngabei belum menamakan perguruannya dengan nama Setia Hati namun, bernama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” hanya dengan 8 orang siswa, didahului oleh 2 orang saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung KI Ngabei sendiri) dan kenevel Belanda. Organisasi silat tersebut mendapat hati di kalangan masyarakat sekitar tahun 1917, yang mana Joyo Gendilo Cipto Mulyo mealkukan demonstarsi silat secara terbuka di alun–alun Madiun dan menjadikannya sebgai perguruan yang popular di kalangan masyarakat karena gerakan yang unik penuh seni dan bertenaga.

Pada tahun 1917 Joyo Gendilo Cipto Mulyo bergati nama dengan Setia Hati. Pendiri perguruan tersebut meninggal pada tanggal 10 November 1944 dalam usia 75 tahun, dengan meninggalkan wasiat supaya rumah dan pekarangannya diwakafkan kepada Setia Hati dan selama bu Ngabei Soero Diwiryo masih hidup tetap menetap di rumah tersebut dengan menikmati pensiun dari perguruan tersebut.

KI Ngabei dimakamkan di Desa Winongo Madiun dengan batu nisan garnit dengan dikelilingi bunga melati. Dan oleh berbagai kalangan makam Ki Ngabei dijadikan pusat dari perguruan Setia Hati. Dan pada Tahun 1922 Murid KI Ngabei Soero Diwiryo mendirikan Setia Hati Teratai sebagai respon untuk mengembangkan Pencak silat dengan ideologi ke SH an.

Pertentangan Ideologi memulai memuncak ketika pendiri SH meninggal yang mana konflik tersebut di motori oleh dua murid kesayangan Ki Ngabei Soero Diwiryo yang mengakibatkan pecahnya SH dan terbagi dalam 2 wilayah teritorial yaitu SH Winongo yang tetap berpusat di Desa Winongo dan SH Terate di Desa Pilangbangau Madiun.

Konflik kedua murid merambat sampai akar rumput sampai sekarang yang di penuhi rasa kebencian satu sama lain. Belum lagi konflik di perparah kepentingan politik dan perebutan basis ekonomi. Basis pendukung antar kedua perguruan di bedakan oleh perbedaan kelas juga. SH Winongo berkembang dalam alan perkotaan dan basis pendukungnya adalah para bangsawan atau priyayi sedangkan SH Teratai berkembang di wilayah pedesaan dan pinggiran kota. Perpecahan kedua perguruan tadi juga terletak dalam strategi pengembangan ideologi yang satu bersifat ekslusif sedangkan Hardjo Utomo ingin membangun SH yang lebih bisa diterima masyarakat bawah guna melestarikan perguruan.

Melihat dari latar belakang tersebut konflik yang tejadi adalah konflik identitas yang mana kedua perguruan tersebut saling mengklaim kebenaran pembawa nilai Ideoligi SH yang orisinil dan menganggap dirinya yang paling baik dan benar. Klaim kebenaran terus menerus di reproduksi sehingga membentuk praktek–praktek diskursif yang saling meyalahkan satu sama lain.

Konflik yang di gerakkan oleh klaim kebenaran pemegang otoritas tunggal ideologi ke SH an juga di dukung olehkultur agraris masyarakat setempat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kegiatan selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari. Tumbuh suburnya perguruan silat di karesidenan Madiun juga di topang oleh idelogi pencak silat yang di olah kebatinan kejawen yang sangat familiar dalam kehidupan sehari–hari.

Implikasinya kelompok silat menjadi suatu yang itegral dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat juga ikut melestarikan konflik di sebabkan tingkat partisipasinya dalam kelompok silat sangat tinggi. Hadirnya kelompok silat dalam masyrakat agraris adalah sebuah media sosial untuk melepaskan rutinitas sehari–hari dan sebagai pelepas tekanan kemiskinan yang sering di derita masyarakat petani.

Partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kelompok silat dan di barengi sentimen ideologis yang kuat dan cenderung emosional dalam bertindak seringkali di manfaatkan oleh kelompok kepentingan yaitu oleh para politisi lokal untuk mendukung parpol yang di pimpimnya. Fenomena tersebut bisa di lihat Mantan Bupati Ponorogo Markum pada tahun 1998 lalu bergabung menjadi anggota kehormatan SH Terate. Maka kelompok silat yang jumlahnya ribuan sangat potensial untuk mendukung kepentingan parpol tertentu.

Hadirnya nuansa politisasi dalam sebuah organisasi silat yang menambah rantai konflik semakin panjang dan sangat sulit untuk diselesaikan. Pertarungan eksistensi antara SH Winongo dan SH Terate juga ber imbas pada perekutan anggota sebanyak–banyaknya. Dalam memperebutkan anggota juga sebagai perebutan basis ekonomi. Hasil Penelitian yang di lakukan oleh E. Probo dia mengambil contoh SH Terate (2002 :6 makalah diskusi), untuk satu kali pelantikan setiap bulan Sura [bulan pertama dalam kalender Jawa], Terate melakukan pelantikan sejumlah 1000-2000 anggota baru.

Jika satu anggota membayar 700 ribu rupiah, maka uang yang akan masuk ke organisasi dalam satu tahun adalah Rp 700 juta hingga 1,4 milyar rupiah !!! Jumlah yang fantastis. Ini menarik sekali, sebuah organisasi silat dengan jumlah anggota 35.000 orang dan pemasukan 700 juta hingga 1,4 milyar rupiah per tahun. Maka bila salah satu perguruan silat menguasai satu daerah maka dengan sekuat tenaga akan mempertahankan,karena di situlah eksitensi sebuah perguruan silat di pertaruhkan di lain itu mereka juga tidak mau kehilangan basis ekonominya.

Penutup

Konflik Identitas antara SH Winongo dan SH Teratai yang di mulai dengan klaim kebenaran tentang pemegang teguh ajaran ke SH an sekarang mulai merebak pada perebutan basis ekonomi serta di manfaatkanya kelompok silat sebagai penyokong parpol tertentu.

Di lain sisi masyrakat pun ikut melestarikan adanya konflik tersebut. maka untuk menghindari adanya konflik ideologis yang berkepanjanngan perlu di lakukan tindakan yang tegas oleh aparat kepolisian. Serta pemerintah daerah setempat harus menciptakan media sosial yang lain yang dapat membuat masyarakat keluar dari rutinitas sehari-hari dan terlepas dari berbagai tekanan sosial ekonomi yang selalu menghatui.

Selain itu pemerintah daerah harus mempunyai program pembangunan yang berorentasi pada kesejahteraan rakyat.karena kita ketahui hadirnya konflik tersebut tidak lepas dari budaya kemiskinan masyarakat setempat.

* Di tulis oleh Nashirul Umam Mahasiswa Fisip Unair, dan sekarang aktif di CESPOD
(Centre for Ekonomic, Social and Policy Development)

sumber : http://indonesianmartialart.blogspot.com/2008/08/melacak-akar-konflik-antar-perguruan.html

Rabu, 23 Desember 2009

Ponsel Pertama Bertenaga Surya Ramah Lingkungan

Saatnya ponsel juga ikut melestarikan lingkungan dengan menggunakan tenaga matahari sebagai salah satu sumber energi.

Samsung Blue Earth adalah ponsel keluaran Samsung yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi dengan memasang panel surya di bagian belakang ponsel.

Bukan saja menggunakan sumber listrik yang ramah lingkungan tetapi ponsel ini menggunakan materail yang plastik daur ulang yang disebut CPM dimana bahan ini dihasilkan dari daur ulang botol air yang tidak digunakan.Samsung juga menjamin semua material yang digunakan baik handset maupun charger menggunakan material yang aman bagi lingkungan.

Salah satu fitur ponsel ini juga terdapat pedometer beserta aplikasi "Eco Walk" yang akan menghitung berapa banyak pohon yang telah anda selamatkan dengan cara berjalan kaki.


Samsung Blue Earth benar-benar ponsel ramah lingkungan.

sumber: http://woamu.blogspot.com/2009/12/ponsel-pertama-bertenaga-surya-ramah.html

Genset Dengan Tenaga Matahari

Powercube adalah generator (genset) yang dibuat oleh Lyman-Morse yang menggunakan sinar matahari sebegai sumber tenaganya.

Tujuan utama dibuatnya generator dengan tenaga surya ini untuk memenuhi kebutuhan militer di lapangan dimana memang sulit bagi mereka untuk mencari sumber listrik.
Powercube dapat menghasilkan energi sampai 600 watt apabila mendapatkan sinar matahari yang baik dan dengan menggunakan baterai tambahan, Powercube dapat menghasilkan sumber energi sampai 3,5 kilowatts.

Selain dari sinar matahari, Powercube juga bisa dikombinasikan dengan teknologi ramah lingkungan lainnya seperti wind-powered (dari angin).

Kelebihan lainnya, bahan casing yang digunakan Powercube terbuat dari fiberglass sehingga jauh lebih ringan dibandingkan generator yang ada saat ini dengan kapasitas yang sama.
Sayangnya, untuk masalah harga, Powercube akan dijual dengan harga US$ 27.000 untuk yang 600 watts dan US$ 37.000 untuk kapasitas lebih besar.

sumber: http://woamu.blogspot.com/2009/12/genset-dengan-tenaga-matahari.html

Selasa, 22 Desember 2009

Budaya Antikorupsi dari Finlandia : Perdana Menteri Mundur Karena Berbohong

Selain menghasilkan banyak pembalap – pembalap hebat kelas dunia, Finlandia memang dikenal dengan industri telepon seluler nomor satu dunia, Nokia. Tentu orang di Indonesia (terutama pemakai telepon seluler) tidak ada yang tidak kenal dengan Nokia. Keunggulan Nokia dengan berbagai inovasi, kemajuan teknologi, dan daya tarik komersial harus diakui telah membuat Finlandia unggul atau setara dengan Negara – Negara yang selama ini dikenal berteknologi maju, seperti Jepang, Jerman, maupun Amerika Serikat.

Ada beberapa aspek yang menyebabkan Finlandia kini sejajar dengan Negara – Negara maju lainnya. Salah satu aspek yang menyebabkan Finlandia kini memiliki industri kelas dunia seperti Nokia adalah komitmen mereka terhadap riset (penelitian) dan pengembangan. Dengan riset dan pengembangan, terutama dalam menghasilkan produk –produk yang bernilai tambah dan mempunyai daya saing global, Finlandia diyakini bisa tampil lebih mantap dalam persaingan pasar dunia.

Dengan komitmennya tersebut, konsekuensinya anggaran untuk riset dan pengembangan cukup tinggi yaitu sekitar 3,5 persen – 4 persen dari produk domestic bruto. Sekitar 5,5 miliar euro atau sekitar 60,5 triliun rupiah, sebuah angka yang cukup besar untuk Indonesia.

Aspek kedua adalah bahwa tingkat korupsi yang sangat rendah di Finlandia. Berdasarkan indeks yang dikeluarkan majalah The Economist pada tahun 2001, menempatkan Finlandia pada peringkat pertama Negara paling tidak korup sedangkan Indonesia berada pada peringkat 88 dari total 91 negara. Di Finlandia, jangankan korupsi, berbohong saja sudah tidak disukai rakyat. Hal ini seperti yang terjadi pada kasus mundurnya Perdana Menteri (PM) perempuan pertama Finlandia, Anneli Jaatteenmaki. PM perempuan tersebut mundur pada bulan Juni 2003 setelah dituduh berbohong kepada parlemen, dan rakyat menyangkut kebocoran informasi politik yang peka selama kampanye.

Pemimpin Mengundurkan Diri Karena Berbohong

Mimpi buruk itu datang. Bagi Anneli Jäätteenmäki, Juni 2003 itulah dia harus mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Finlandia. Penyebabnya sepele: hanya karena dia berbohong! Ya, begitulah Negeri Skandinavia tersebut menjalani kehidupannya. Nilai-nilai kejujuran yang tertanam, seakan-akan menutupi ketidaklengkapan perangkat sistem pengendalian korupsi di sana. Integritas yang tinggi, yang antara lain dicerminkan dari budaya malu, akhirnya menjadi kata kunci untuk menciptakan Finlandia sebagai negara terbersih di dunia. Nyaris tak ada korupsi di sana, nol.

Jaatteenmaki, PM perempuan pertama Finlandia tersebut mundur setelah dituduh berbohong kepada parlemen dan rakyat. Kebohongan itu menyangkut kebocoran informasi politik ketika dia berkampaye. Jaatteenmaki dituduh telah meminta informasi soal pembicaraan antara saingan politiknya, mantan PM Paavo Liponnen dan Presiden Amerika Serikat ketika itu, George Bush, mengenai isu-isu Irak dan lainnya.

Berbekal informasi itulah Jaatteenmaki akhirnya memenangi kursi PM. Namun dalam perjalanannya, Jaatteenmaki mengaku informasi soal pembicaraan isu Irak itu masuk begitu saja ke faksimilenya. Mengejut kan? Tentu saja, karena belakangan diketahui, Jaatteenmaki sengaja meminta informasi tadi dari pihak Kementerian Luar Negeri. Jadi, dia telah berbohong kepada parlemen dan semua masyarakat.
Kalau kepercayaan hilang, berarti posisi juga hilang. Saya telah kehilangan kepercayaan itu. Dan jelas, waktu saya sebagai perdana menteri telah berlalu,” ujar Jaatteenmaki saat menyampaikan pengunduran dirinya. Jaatteenmaki, pemimpin Partai Tengah, praktis hanya menduduki jabatannya selama 69 hari.

Seperti itulah Finlandia. Coba bandingkan dengan keadaan di Indonesia. Masyarakat dunia memalingkan pandangan ke negeri seribu danau itu karena tingkat korupsinya yang sangat rendah. Perangkat Praktis Ulat tak lantas menjadi kupu-kupu, semua memerlukan proses. Begitu pula dengan upaya pemberantasan korupsi di Finlandia.

Diakui merdeka 4 Januari 1918, setelah 765 tahun berada di bawah bayang-bayang pendudukan Swedia dan Rusia, Finlandia pun secara perlahan berubah menjadi negara yang mandiri. Melalui kerja keras tak kenal menyerah, negara berpenduduk 5,5 juta jiwa ini lambat laun menjelma menjadi negara yang sangat bersih, yang hampir nol korupsi. Apa penyebabnya?

Pertama, pentingnya nilai-nilai etika dan kontrol masyarakat. Pemerintah Finlandia menyadari korupsi hanya dapat dihilangkan dengan menciptakan tata pemerintahan dan tata administrasi yang baik. “Dari sekitar 3.000 staf dan pegawai di Kementerian Industri dan Perdagangan ini, hanya menterinya saja yang politisi. Yang lain, orang lapangan yang tumbuh dari bawah,” ujar Paula Nybergh, Dirjen Kementerian Industri dan Perdagangan Finlandia. Jadi, tak ada kepentingan politik atau memasukkan orang-orang politik yang tidak kompeten ke kementerian apa pun di sana.

Bermula dari sana, akhirnya timbul kepercayaan (trust) yang tinggi pada masyarakat. Rakyat Finlandia percaya, pemerintah dan institusi yang ada akan bertindak adil dan objektif. Itu sebabnya mereka justru mendukung ketika anggaran untuk riset dan pengembangan teknologi mereka sangat tinggi, yaitu sekitar 3,5% – 4% dari produk domestik
bruto (PDB). Masyarakat sama sekali percaya, anggaran tersebut tidak akan mengalami kebocoran, meski jika dinominalkan, setara dengan 5,5 miliar euro atau sekitar 60,5 triliun rupiah.

“Kami orang Finlandia sangat pragmatis. Kami akan mengerjakan riset apa saja sesuai dengan kesepakatan yang ada,”
ujar Dr Jouko Suokas, Wakil Presiden Eksekutif urusan Solusi Bisnis dari VTT, Universitas Oulu, Pusat Riset Teknik Filandia VTT, di Helsinki. Jouko juga percaya, anggaran yang besar memang akan mengalir sesuai dengan peruntukkannya.

Kedua, integritas pegawai pemerintah. Integritas dalam bekerja menjadi bagian penting dalam mencegah korupsi. Integritas yang tinggi membuat pegawai pemerintah di Finlandia menjunjung tinggi reputasi. Hancurnya reputasi akibat perbuatan tercela biasanya berakhir dengan keluarnya pegawai tersebut dari peker jaan sebagai pegawai pemerintah. Rasa malu juga tumbuh di kalangan pegawai pemerintah. Jika terdapat pegawai pemerintah yang tertangkap memberikan atau menerima suap, hal itu akan menimbulkan aib sosial yang sangat kuat. Kasus mundurnya Anneli Jaatteenmaki adalah contoh nyata.

Ketiga, Undang-Undang Antikorupsi. Ada dua undang-undang yang mengatur masalah korupsi di Finlandia yaitu UU Prosedur Administrasi dan UU Hukum Pidana. UU Prosedur Administrasi ditekankan untuk memajukan perilaku yang baik dalam organisasi publik. Prinsip-prinsip yang melandasinya antara lain, menekankan pejabat untuk bertindak adil
dan melaksanakan pekerjaannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam memberikan pelayanan, mereka dilarang memungut biaya. Sanksi bagi pegawai yang melanggar dapat berupa teguran tertulis sampai dengan pemberhentian dengan tidak hormat. Di sisi lain, pegawai pemerintah di Finlandia termasuk subjek hukum pidana, menurut UU HukumPidana. Ada pasal-pasal khusus yang mengatur perbuatan-perbuatan pegawai pemerintah yang dikategorikan sebagai melanggar hukum, seperti menerima suap, melakukan pemerasan, menerima suap sebagai anggota parlemen, membocorkan rahasia jabatan, dan melanggar kewajiban jabatan.

Begitupun, dari data statistik, memang sangat sedikit terdapat kasus korupsi, termasuk masalah penyuapan. Tahun 2003, misalnya, hanya ada satu kasus penyuapan yang ditangani dan terbukti. Sedangkan tahun 2002, dari dua kasus suap yang ditangani, satu terbukti. Mengingat kasus korupsi sangat jarang terjadi di Finlandia, pengungkapan kasus korupsi akan memperoleh liputan yang luas dari media massa.

Di Finlandia kasus-kasus korupsi tidak selalu melibatkan nilai uang yang berujung pada dipidananya pelaku korupsi. Kasus-kasus seperti menunda pengumuman penting yang wajib diketahui masyarakat, merendahkan prinsip-prinsip kesamaan hak, membuat putusan dengan pertimbangan yang tidak tepat, bersikap diskriminatif, memberikan nasihat yang tidak cukup, juga dikategorikan sebagai tindakan-tindakan pejabat publik yang terkait dengan korupsi.

Keempat, mekanisme audit. Di Finlandia, pengendalian administratif didesentralisasikan ke berbagai institusi pemerintah dan pencegahan korupsi ditangani oleh beberapa institusi. Ini dilakukan karena pemerintahan setempat tidak mempunyai lembaga khusus untuk menangani masalah korupsi. Audit internal pun akhirnya memegang peran penting dalam mencegah korupsi karena kedudukannya yang semi-otonomi dan fungsinya sebagai lembaga penelaah mekanisme pengendalian internal.

Di samping unit pengendalian internal, di Finlandia juga terdapat The National Audit Office (semacam BPK di Indonesia) yang mandiri. Tugasnya melakukan audit keuangan dan audit kinerja. Masyarakat dapat menyampaikan komplain/ keluhan atas berbagai masalah terkait dengan manajemen keuangan pemerintah, ekonomi publik, atau dugaan penyalahgunaan dana pemerintah.

Nah, melihat mekanisme pemberantasan korupsi yang dilakukan Finlandia, kita tentu layak bertanya, mengapa Indonesia tak bisa seperti mereka? Pertanyaan ini wajar dilontarkan, mengingat memang hanya itu yang dilakukan Finlandia. Sangat sederhana, dengan perangkat sistem pengendalian korupsi yang tak lebih lengkap ketimbang Indonesia.

Tak percaya? Lihat saja, Indonesia memiliki lembaga yang khusus dibentuk untuk menangani korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sedangkan Finlandia tidak. Selain itu, Indonesia juga memiliki pengadilan khusus yang menangani masalah korupsi, tidak seperti di sana. Kalau begitu, bisakah Indonesia seperti Finlandia? Entahlah, karena yang jauh lebih penting adalah adanya integritas yang tinggi dalam pemerintah dan masyarakat. Sebagaimana Finlandia, sudah kah kita memiliki budaya malu? Sudahkah tertanam dalam diri kita, bah wa ke bohonganpun merupakan aib yang harus dibayar mahal?

Salam Antikorupsi,
sumber http://nusantaranews.wordpress.com/2009/12/08/budaya-antikorupsi-dari-finlandia/
sumber :

Kita Dijajah Teknologi Asing!

Kita masih dijajah oleh teknologi asing. Mari kita lihat saja sekeliling kamar kita :CPU, notebook, printer,motor,gadget, apalagi mobil semuanya bermerk asing. Bila kita berada di pabrik / kantor maka kita lihat saja maka mesin-mesinnya masih buatan asing. Lantas kapan kita bisa mandiri? Berapa banyak devisa yang tersedot dengan memakai produk asing tersebut.

Mengapa tidak kita serang saja? Mana semangat perjuangan yang dulu pernah ada itu? “Jepang kita Kepang, Inggris kita Linggis, Londho kita Bondho“. Para penjajah itu masih ada di sekitar kita, cuma dalam wujud yang lain. Mungkin beberapa tahun yang lalu ketika masih banyak pabrikan dari Jepang yang berinvest di Indonesia, kita bisa numpang bangga turut merakit barang-barang yang merknya impor itu. Namun sekarang ternyata banyak dari barang-barang itu benar-benar diimpor dari luar negeri. Pabriknya sudah tidak ada di Indonesia lagi karena kebijakan pemerintah yang kurang kondusif.

Marilah kita berinstropeksi. Masih ada yang salah dalam kita merencanakan teknologi bangsa ini. Bisa dikatakan kita tidak memiliki ketangguhan dalam riset dan pengembangan. Hanya ada proyek-proyek mercusuar saja yang bak menara gading. Tapi tidak riil menyentuh kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat. Akibatnya kita masih tergantung dengan bangsa asing. Entah sampai kapan hal ini akan terjadi. Terus terang saja saya juga tidak kuasa untuk tidak menggunakan barang-barang merk asing.

Lantas kapan kita akan berkembang? Sejauh pendidikan di dalam negeri tidak diperbaiki secara menyeluruh maka hasilnya kita tidak akan lebih sebagai negara perakit doang. Lebih parah lagi kita sekarang akan cenderung menjadi negara importir saja. Bukankah mengimpor (dari China misalnya) lebih murah daripada membuatnya.

Kita harus merdeka dalam teknologi. Untuk ke sana sekali lagi tidak gampang. Prosesnya perlu jalan panjang nan berliku. Mungkin kita perlu mengadakan konggres-konggres Teknologi lebih dahulu. Para pemuda perlu bertemu untuk membicarakan masa depan Teknologi lalu bikin Sumpah. (semacam sumpah pemuda, begitu). Kemudian kita harus menuggu prosesnya sekian puluh tahun lagi untuk menyusun konsep kemerdekaan Teknologi kita. Terus ada penyusunan Sila-sila Teknologi Indonesia. Lalu ada peristiwa penculikan Tokoh-tokoh Teknologi Indonesia agar mengubah kebijakan nasioonal menjadi tidak ketergantungan pada teknologi asing. Baru bendera kemerdekaan itu bisa dikibarkan. Meski kemudian masih ada agresi produk dan teknologi asing kembali. Dan kita harus berjuang sampai berdarah-darah untuk melindungi kemerdekaan teknologi itu.

Suatu ketika nanti akan ada motor merk Paijo, laptop merk Prambanan, Mobil merk Arjuna, Handphone merk Bengawan Solo, Truk merk Jayawijaya, Traktor merk Kapuas, sb. Tentunya saudara-saudara hal ini tidak gampang. Kuncinya di Pendidikan. Namun apakah ini tanggungjawabnya guru, dosen dan departemen pendidikan saja? Menurut saya bukan. Orang-orang teknologi turut andil dalam proses ini. Para insinyur harus membantu dalam menciptakan cara-cara baru dalam desain dan produksi. Mari kita buat sama-sama alat-alat yang kita butuhkan secara mutlak mulai dari yang gampang saja lah. Lalu beranjak ke alat-alat yang susah dan sophisticated teknologinya.

Tanyakan pada diri kita masing-masing apa yang kita bisa buat untuk menghemat devisa negara ini dengan membuat barang-barang impor sekecil apapun. Niscaya lama-lama kita akan merdeka juga. Benar mungkin kata Pak Alim Markus: Cintailah produk-produk Indonesia. Ya kalau mixer atau kipas angin sih ok-ok saja. Kita bisa pilih juga maspion atau produk Indonesia yang lain. Tapi apa ya kita cukup ngeh kalau sekarang memakai prosesor bikinan Indonesia? Nah lo. Jadi ya kita harus mendukung rasa percaya diri Bos Maspion tersebut dengan cara membuat produksi untuk barang-barang yang lain yang dibutuhkan.

sumber : http://teknologi.kompasiana.com/2009/12/21/kita-belum-merdeka-dalam-teknologi/

….Antara Luna, Prita, & Sri Mulyani…

Ketiganya sama-sama cantik. Sama-sama mempunyai akhiran inisial M (LM, PM
dan SM) dan lucunya mempunyai tanggal lahir yang similar (LM: 28, PM: 27
dan SM: 28). Bukan kebetulan pula bila ketiga sama-sama terjerat
permasalahan informasi elektronik sehingga tampaknya ketiganya patut
didaulat menjadi tajuk berita penutup di tahun 2009 ini.

A. Infotainment = Pelacur

Masih jelas dalam ingatan kita pada 18 November 2009 yang lalu ketika Pers
dipanggil oleh Direktur II Ekonomi Khusus Mabes Polri berkaitan dengan
laporan polisi tertanggal 30 Oktober 2009 tentang dugaan pencemaran nama
baik dan fitnah sebagaimana yang diatur dalam pasal 421 KUHP jo 310 jo 311
KUHP Jo Pasal 27 UU ITE. Laporan tertanggal 30 Oktober adalah laporan
Anggodo yang tidak terima karena disadap KPK.

Pers menolak keras panggilan Kepolisian tersebut dan merasa sangat
dikriminalisasi serta terancam. Apalagi Pers merasa sangat terlindungi
melalui mekanisme hukum yang menjamin kebebasan mereka (Pasal 28 F UUD
Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan II, Pasal 20 dan 21 TAP MPR RI
XVII/MPR/1998 tentang Piagam HAM, Pasal 14 UU No 39 Tahun 1999 tentang
HAM, Pasal 17 Jo. Pasal 1 angka 11, 12, dan 13 Jo Pasal 15 ayat (2) huruf
(d ) UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU No 12 Tahun 2005 tentang
Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights).

Dengan semangat kebebasan Pers akhirnya Kepolisian “mengalah” dan Pers pun
“menang”. Kedigdayaan Pers pun meningkat dan berimbas pada UU Pers cq Hak
Jawab yang semakin tersohor keampuhannya. Keadilan tampaknya telah
ditegakkan. Namun sungguh ironis ketika pada tanggal 17 Desember 2009,
artis Luna Maya dilaporkan oleh segenap wartawan infotaintment bersama PWI
Jaya ke Polda Metro Jaya atas tuduhan Pencemaran Nama Baik (Pasal 310,
311, 315, dan 335 KUHPidana Jo. Pasal 27 Ayat 3 dan Pasal 45 Ayat 1 UU
ITE). Pers yang dulu menolak dipanggil oleh Polisi karena merasa
dikriminalisasi sekarang malah melaporkan seorang Warga Negara yang justru
merasa dikriminalisasi oleh Pers itu sendiri.

Berkaca pada kasus tersebut diatas membuat saya berpikir bahwa hukum di
Indonesia adalah pedang yang dapat melukai siapapun tergantung pemiliknya.
Hukum hanyalah alat semata sementara keadilan tampaknya hanya dilihat dari
sisi subjektif masing-masing pihak. Tidak ada keadilan yang objektif dan
tidak ada lembaga yang cukup kuat memutus atau mempertahankan keadilan.
Semua lembaga tampaknya hanya produsen dari mekanisme hukum itu sendiri.
Itu pun bila sang pemilik pabrik konsisten dengan norma hukum. Bila tidak
maka hanya Tuhan yang bisa mengakomodir keadilan bagi umatnya yang
terzalimi.

Padahal secara normatif seharusnya hukum dan keadilan dapat berjalan
bersama-sama. Hukum adalah perangkat sementara keadilan adalah jiwanya.
Produksi hukum harus berjiwa adil. Luna Maya memang tidak cukup dewasa
dalam menjaga emosinya. Biarkan dia dihukum secara moral. Tapi mari kita
kembalikan pada tempatnya dimana seharusnya hukum tidak perlu
menjangkaunya (Pasal 7 ayat 2 UU Pers Jo. Kode Etk Jurnalistik tentang Hak
Jawab). Masih ada Dewan Pers sebagai mediator yang dapat menyelesaikan
sengketa kasus infotaiment = pelacur tersebut. Seharusnya Pers pun dapat
lebih konsisten dengan komitmennya yang melalui Dewan Pers mengecam dan
bahkan pernah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Pasal 27
UU ITE tersebut. Sama konsistennya dengan komitmen Pers yang membela
habis-habisan Prita Mulyasari atas tuduhan pencemaran nama baik.

Membandingkan kasus Luna-Prita dengan Luna-Pers memang dapat
diperdebatkan. Bahwa mereka bukan Pers sehingga tidak punya hak untuk
melakukan Hak Jawab adalah sah-sah saja. Inti permasalahannya adalah
kekonsistenan para pihak dalam menghargai satu sama lain. Setiap orang
berhak mendapat perlakukan yang sama dalam hal keberatan kita terhadap
Pasal 27 UU ITE. Saya tidak bisa menghukum adik saya yang bungsu bila adik
saya yang tengah tidak dapat dihukum. Bila kita beranggapan bahwa Pasal 27
UU ITE beserta pasal-pasal punggawa lainnya tidak dapat dikenakan terhadap
Prita maka begitu pun terhadap Luna Maya.

B. Mediasi Prita Mulyasari

Jumlah total sumbangan untuk Prita terakhir kali yang terkumpul adalah
sejumlah Rp 825.728.550. Jumlah yang fantastis untuk seorang ibu rumah
tangga yang terzalimi. Jumlah itu sudah sangat cukup untuk memenuhi
Putusan PT Banten yang menghukum Prita sebesar Rp. 204.000.000. Putusan
yang ternyata tidak akan dilaksanakan oleh RS Omni yang telah berinisiatif
mencabut gugatannya. Namun ternyata pencabutan gugatan ini ditolak oleh PN
Tangerang karena dianggap perkara telah diputus PT Banten dan saat ini
perkara sedang berada di MA. Opini pun bergulir. Mafia hukum adalah topik
yang paling banyak membanjiri lorong-lorong pendapat. Trauma BLBI,
Anggodo-Anggoro serta yang lainnya melekat erat dibenak masing-masing
pemberi opini. Intinya satu. Mafia hukum sedang berencana menghancurkan
Prita Mulyasari, hamba Tuhan yang terzalimi.

Mungkin Tuhan diatas sana hanya tersenyum. Batasan antara pintar, kritis
dan sinis sudah sangat tipis saat ini. Orang-orang berlomba-lomba
mengeluarkan pendapat yang, secara subjektif, dianggap super tajam,
berlomba-lomba menghadirkan berbagai macam fakta serta argument dan
kemudian terjebak pada opini yang sudah terlanjur terbentuk. Manusia pada
hakikatnya hanya melihat hal-hal yang ingin dilihat. Jika secara subjektif
mereka mengangap mafia hukum yang terjadi maka secara otomatis fakta-fakta
mafia hukumlah yang akan mereka temukan. Sejujurnya saya pun menyesalkan
pendapat Ketua PN Banten yang menolak pencabutan gugatan RS Omni dengan
alasan perkara sedang diperiksa MA. Faktanya tidak seperti itu.

Perlu kami jelaskan terlebih dahulu bahwa pada dasarnya Perdamaian atau
Settlement sudah sejak dahulu kala diatur dalam ranah hukum positif kita.
Pasal 130 HIR (Herziena Indonesisch Reglement/Undang-undang Hukum Acara
Indonesia) Jo. Pasal 1851 KUH Perdata yang kemudian diperbaharui melalui
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No: I Tahun 2002 Jo Peraturan Mahkamah
Agung No: 2 Tahun 2003 sudah mengatur hal ini. Peraturan-peraturan ini
menyatakan bahwa setiap pihak berperkara yang hendak berdamai berhak
mengajukan Akta Perdamaian (Acte van Dading) kepada Ketua Pengadilan
Negeri setempat.

Bahwa kemudian dengan niat mempertegas prosedur Perdamaian maka pada 31
Juli 2008, Mahkamah Agung mengeluarkan peraturan baru mengenai Mediasi
Perdamaian yaitu Perma I Tahun 2008. Peraturan ini secara subjektif
mengatur proses Perdamaian menjadi tidak sederhana lagi. Para pihak wajib
membuat Akta Perdamaian di Pengadilan Negeri setempat dengan didampingi
Mediator terpilih. Persoalan tambah rumit ketika perkara sudah diputus PN
dan sedang berada pada tingkat Banding/Kasasi/PK.

Saya paham masalah ini karena secara kebetulan kasus Klien saya dijadikan
pionir untuk sosialisasi Perma tersebut. Sengketa salah satu lembaga
pendidikan terbesar di Indonesia ini dianggap sebagai alat yang pas untuk
menjadi percontohan mediasi dimasa yang akan datang. Namun layaknya sebuah
pionir maka pelaksanaannya jauh dari lancar. Serupa dengan RS Omni-Prita
maka perdamaian antara Klien kami dan Tergugat pun dianggap tidak cukup
hanya dengan pencabutan gugatan karena perkara sedang diperiksa di taraf
banding/Kasasi. Dibutuhkan penyusunan Akta Perdamaian dengan didampingi
Mediator terpilih di Pengadilan setempat. Setelah itu disahkan oleh PT
dimana perkara kami diperiksa dan kemudian dilaporkan ke MA sebagai
pemberitahuan.

Kami sempat mengeluhkan rumitnya proses perdamaian ini kepada Bapak Atja
Sondjaja, Ketua Muda Perdata Mahkamah Agung dan konseptor Perma tersebut.
Menarik yang disampaikan Beliau. Menurutnya “adalah sebuah kemustahilan
perdamaian dapat terjadi tanpa itikad baik”. Dengan Perma ini, prosedur
dibuat agar para pihak dalam perkara benar-benar memahami, mematuhi dan
sungguh-sungguh menjalani itikad baiknya untuk berdamai yang disaksikan
oleh Mediator yang notabene wakil dari pengadilan tempat diputusnya
perkara. Jadi intinya, kasus Prita bukan berarti “dimainkan” oleh mafia
hukum dan selayaknya tidak ditolak begitu saja oleh KPN Tangerang.
Melainkan memang membutuhkan proses hukum lebih lanjut. Seharusnya KPN
Tangerang dapat menganjurkan kuasa hukum RS Omni untuk memberikan Surat
Pencabutan Perkara berikut dengan Permohonan Mediasi ke PN Tangerang.
Setelah itu KPN Tangerang menunjuk Mediator untuk memulai proses mediasi
dengan memberitahukan kepada Majelis ditingkat Kasasi mengenai proses
Mediasi ini agar perkara tersebut ditunda pemeriksaannya (Pasal 21 Perma I
Tahun 2008).

C. Kontroversi Sri Mulyani

Cukup sedih mendengar nama si Ibu menjadi pesakitan. Padahal si Ibu
merupakan salah satu wanita paling berpengaruh di dunia menurut majalah
Forbes. Posisi itu sekaligus menempatkan si Ibu sebagai orang nomor tiga
paling berkuasa di Asia. Ia hanya kalah “hebat” dari Ho Ching, Direktur
Eksekutif Temasek Holdings, Singapura, yang berada di posisi ke-8; dan
Sonia Gandhi, Presiden Partai Kongres Nasional India (INC) yang menempati
peringkat ke-21 namun mengalahkan pamor Aung San Suu Kyi, peraih Nobel
yang kini berada dalam tahanan rumah junta militer Myanmar.

Beliau dianggap faktor penentu kasus Century yang ujung-ujungnya membuat
Beliau “dimohonkan” untuk non-aktif. Tentu saja secara hukum hal tersebut
tidak dibenarkan. Persis seperti pembentukan Tim 8 yang kontroversial.
Tidaklah dibenarkan judikatif-legislatif-eksekutif saling mencampuri
urusan masing-masing (azas Trias Politika). Mungkin tindakan Pansus
Century ini adalah untuk menunjukan existensi lembaga legislative kepada
lembaga eksekutif yang pernah membentuk tim 8 tersebut. Mungkin juga, bila
meminjam istilah teori konspirasi, dengan menon-aktifkan sementara Sri
Mulyani dapat membuat pelaku bisnis meraup keuntungan berlipat-lipat tanpa
pengawasan mengingat awal tahun depan Dollar akan membanjir. Semua
argument memang mungkin saja terjadi. Namun intinya si Ibu tidak berhak
diperlakukan seperti ini. Menuduh si Ibu kongkalikong dengan Robert
Tantular dalam rapat KSSK benar-benar pepesan kosong. Apalagi rekaman
elektronik sang empu dapat dengan mudah ditepis kebenarannya. Memindahkan
persoalan kepada Sri Mulyani seorang sehingga membuat persoalan utama
menjadi kabur adalah hal yang harus dihindarkan. Faktanya, Robert Tantular
dan Anggodo yang jelas-jelas mempunyai alasan kuat untuk dicurigai
ternyata sama sekali belum diperiksa. Demi pemeriksaan yang komprehensif
sudah selayaknya pemeriksaan dilakukan terhadap pelaku utama (in casu
pemilik bank/pemegang saham mayoritas) terlebih dahulu yang kemudian
ditindaklanjuti dengan keterangan-keterangan lain sebagai variable
pembanding dan pelengkap. Pemeriksaan terhadap variable pembanding dan
pendukung terlebih dahulu ibarat seperti menyantap bakso dengan melahap
sambalnya terlebih dahulu. Ujung-ujungnya tidak akan selesai karena sudah
tidak enak dari awal.

Tahun 2009 pada akhirnya akan menjadi kenangan. Unsur politis masih diatas
ekonomi dan hukum. Semua selalu harus diakomodir. Namun kedewasaan
membutuhkan waktu. Dengan itikad baik kita dapat yakin untuk kedepan
Indonesia pasti akan jauh lebih baik lagi. Gambaran ketiga wanita diatas
sedikit banyak dapat memberi kita pandangan mengenai cara pandang
masyarakat Indonesia. Saya tidak akan menghakimi. Namun alangkah lebih
baiknya bila kita sama-sama saling menghargai satu sama lain untuk
kedepannya. Demi Indonesia…

(Penulis adalah seorang Advokat di Jakarta dan Ketua Litigasi Lembaga
Bantuan Hukum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia / LBH HIPMI)

sumber : http://polhukam.kompasiana.com/2009/12/22/antara-luna-prita-sri-mulyani/

Roket RX520 Siap Terbang Akhir 2010

Roket RX-420. (Foto: LAPAN)

20 Desember 2009 -- Teknologi roket buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengalami kemajuan pesat.Setelah sebelumnya meluncurkan RX320 pada 2008, kini berhasil meluncurkan RX420.

Sukses mengembangkan RX420, bukan lantas Lapan berpuas diri. Akhir tahun ini, Lapan kembali mendesain RX520. Roket yang lebih besar dan memiliki daya jangkau lebih jauh dibanding RX420.

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienata mengatakan, RX520 siap terbang akhir 2010. RX520 ini memiliki spesifikasi yang lebih hebat ketimbang RX420.Sesuai desain awal,RX520 memiliki kecepatan maksimal 1,7 km/detik. RX520 ini memiliki panjang hingga 8,8 meter dengan bahan bakar propelan padat seperti jenis roket lain.

“Daya jangkau roket RX520 mencapai 200 km.Ini lebih jauh dua kali lipat dibanding RX420,” ujar Soewarto kepada Seputar Indonesia. Hanya saja, teknologi roket yang dikembangkan Lapan tidak untuk kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Roket buatan Lapan hanya untuk keperluan sipil yang akan digunakan sebagai penunjang dalam mengorbitkan satelit.

Untuk diketahui, Kamis (2/7), Lapan berhasil meluncurkan RX420,roket terbesar yang dibuat lembaga antariksa Indonesia. Roket RX-420 adalah roket dengan diameter 420 mm,panjang 6 m dan berbobot 1 ton. Roket ini menggunakan bahan bakar solid-komposit yang ketika diluncurkan ke angkasa memiliki jangkauan 100 km dengan kecepatan hingga 4,5 mach atau 4,5 kali kecepatan suara.

Saat peluncuran,roket eksperimen RX420 berdiri dengan sudut elevansi 70 derajat di lapangan desa Cilautereun Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.Tak beberapa lama,suara roket menderu, diiringi kepulan asap putih membumbung. Hanya dalam hitungan detik,roket melesat ke angkasa. Lapan sendiri konsentrasi dalam pembuatan roket untuk keperluan sipil. Nantinya roket-roket buatan Lapan tersebut akan digunakan sebagai penunjang dalam mengorbitkan satelit milik Indonesia.

“Kapasitas roket buatan Lapan memang untuk keperluan sipil. Jadi kami fokus dalam membuat roket untuk mengorbitkan satelit,”tandasnya. Meski demikian, teknologi roket yang dibuat Lapan ini sudah bisa dikembangkan untuk membuat senjata pelindung alutsista. Jika Departemen Pertahanan (Dephan) mau mengadopsi teknologi yang dimiliki Lapan sebagai roket berhulu ledak, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi satu kekuatan yang ditakuti oleh bangsa-bangsa lain.

Soewarto sendiri secara terbuka menerima jika Dephan ingin bekerja sama mengembangkan dalam pembuatan rudal balistik dengan jangkauan yang lebih jauh.Untuk saat ini,sesuai dengan tugasnya, Lapan hanya membuat roket untuk keperluan sipil.Teknologi roket yang dikembangkan Lapan, pada dasarnya merupakan dual use, di mana bisa dipakai untuk keperluan sipil maupun militer.

Namun, Lapan sendiri hanya mengembangkan roket untuk keperluan sipil karena sesuai dengan kewenangannya. Sementara itu, jika untuk keperluan militer diserahkan kepada Dephan. “Kami memang pernah bekerja sama membuat roket kaliber 122 untuk TNI AL, tapi kewenangan dari Lapan sejatinya bukan itu. Kami hanya mengembangkan roket pendorong untuk satelit.Untuk keperluan militer, biar Dephan yang bicara,”paparnya.

Jika saja Lapan dan Dephan bersinergi membuat rudal balistik memakai RX520, bukan tidak mustahil rudal tersebut mampu menjadi senjata yang takuti. Dengan daya jelajah mencapai 200 km,senjata balistik ini akan mampu melindungi pulau-pulau di Indonesia.Bahkan jika peluncuran di lakukan di Batam, bukan tidak mustahil bisa menembus hingga Malaysia dan Singapura. Ketua Pokja Pertahanan Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan Indonesia memang sudah saatnya memiliki rudal berhulu ledak buatan sendiri.

Teknologi yang dimiliki Lapan, sudah bisa dipakai untuk membuat rudal balistik jarak menengah.“Indonesia harus mandiri. Dephan harus bekerja sama dengan Lapan membuat rudal berhulu ledak,”tuturnya. Tubagus mengatakan, keberhasilan Lapan menguji coba roketroketnya membuat Indonesia semakin ditakuti. Roket buatan Lapan tinggal dibekali hulu ledak di ujungnya dan menciptakan direksi untuk mengarahkan koordinat sasaran.

“Sebagai negara kepulauan,tentu dibutuhkan rudal yang mampu melindungi pulau-pulau tersebut dari serangan musuh,”lanjutnya. RoketbuatanLapanmerupakan teknologi hasil ciptaan ilmuwan Indonesia. Lapan bahkan menciptakan bahan bakar racikan ilmuwan Indonesia yang tak kalah dibanding buatan ilmuwan luar negeri. Bahan bakar racikan ilmuwan Lapan tersebut bahkan telah diuji coba di rudal exocet TNI yang tak terpakai. Hasilnya, kecepatan rudal menjadi 2 kali lipat dibanding kecepatan dengan menggunakan bahan bakar rudal asal Prancis.

Amunisi Kaliber Besar

Sementara itu, PT Pindad sudah menguasai teknologi untuk amunisi kaliber kecil.Tahuntahun mendatang, PT Pindad akan mengembangkan amunisi kaliber besar. Menurut juru bicara PT Pindad Timbul Sitompul, amunisi kaliber 20 mm dan kaliber 120 mm telah dilakukan pengembangannya pada tahun 2009 ini.Kemudian pada 2010, PT Pindad merencanakan akan memproduksi amunisi kaliber 105 mm.

Selanjutnya pada 2011, akan dikembangkan warhead dan rudal dengan mode proximity fuse. Proximity fuse menyebabkan kepala rudal akan meledak pada jarak yang telah ditentukan dari target. Teknologi proximity fuse ini menggunakan kombinasi dari satu atau beberapa sensor di antaranya radar, sonar aktif, infra merah, magnet, foto elektrik.Tidak hanya itu,PT Pindad juga merencanakan akan memproduksi rudal darat pada tahun 2012 mendatang.

sumber : http://beritahankam.blogspot.com/search?updated-max=2009-12-21T12%3A09%3A00%2B07%3A00&max-results=6

Senin, 21 Desember 2009

12 Negara Internet Tercepat Dunia (Indonesia Peringkat 138)


Tiap tahun jumlah pengguna internet di dunia meningkat pesat dan diiringin dengan perkembangan teknologi yang mendampinginnya (Baca: Daftar Jumlah Pengguna Internet Dunia 1995-2008.) Peningkatan ini terjadi karena internet memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan, sains, informasi up to date, relasi (situs jejaring), hingga ekonomi, bisnis, politik dan religi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet atau lebih dikenal e-commerce.

Besarnya pengaruh (sisi positif) internet membuat negara-negara maju berlomba memperbesar infrastruktur, jaringan dan teknologi internet. Bagi pemerintah bersama stakeholder (provider/operator) negara-negara maju, mereka telah memperbesar kecepatan internet hingga angka fantastis bila dibanding dengan negara seperti Indonesia. Adalah negara Korea Selatan yang menjadi negara dengan akses internet tercepat, yang disusul Jepang.

Berikut 12 Negara (Wilayah) dengan kecepatan Internet tertinggi

Rank Negara Kecepatan Akses
1 Korea Selatan 21,71 Mb/s
2 Jepang 16.00 Mb/s
3 Aland Island 15.02 Mb/s
4 Lithuania 13.44 Mb/s
5 Latvia 13.35 Mb/s
6 Swedia 13.26 Mb/s
7 Romania 12.85 Mb/s
8 Belanda 12.32 Mb/s
9 Bulgaria 12.02 Mb/s
10 Republik Moldova 10.00 Mb/s
11 Hong Kong (China) 9.52 Mb/s
12 Slovakia 8.92 Mb/s
28 Amerika Serikat 5.1 Mb/s (Update)
138 Indonesia 1.21 Mb/s

Sumber : Speedtest (Update 14 Okt 2009)

Tabel diatas menunjukkan kecepatan rata-rata akses internet yang berhasil diolah oleh speedtest.net. Dari kecepatan tersebut, maka waktu rata-rata untuk mengakses sebuah situs di Korea atau Jepang hanya dibutuh waktu hitungan detik. Hal yang berbeda dengan Indonesia, yang membutuh waktu beberapa detik hingga belasan bahkan puluhan detik.

Internet di Indonesia : Sudah Lemot, Mahal Pula

Kecepatan yang Lemot

Dari data kecepatan internet dunia, maka kecepatan internet di Indonesia termasuk yang cukup buruk dibanding dengan negara-negara dunia, bahkan di Asia. Dari sekitar 200-an negara + wilayah negara khusus (seperti Hongkong, Macau), Indonesia berada diposisi ke-138 dalam kategori kecepatan akses (khususnya download) internet. Kecepatan internet Indonesia jauh dibawah Korea Selatan, Jepang, Hongkong, China dan Singapura.

Ketika kecepatan akses internet di Jepang mencapai belasan hingga puluhan Mbps, kecepatan internet Indonesia hanya mencapai ratusan kbps saja. Angka kecil itupun kebanyakan diperoleh melalui fasilitas umum seperti warnet, cybercafe, hotspot, kampus atau kantor. Dan sejak ‘demam facebook’ menyerang Indonesia, fasilitas blackberry, iphone, atau ponsel internetan menjadi salah satu sarana pendongkrak aksesbilitas internet di Indonesia.

Sebagai perbandingan, saya akan tampilkan kecepatan akses internet di Indonesia dibanding Jepang. Data ini saya peroleh dari sharing rekan-rekan kaskuser Indonesia yang berada di Jepang.

Berikut adalah kecepatan internet di Jepang (rekan-rekan Kaskus’ers di Jepang).

Sampling Kecepatan Internet di Jepang

KKDI Corporation
NTT Communications
Chugoku Shikoku Internet
Softbank BB Corp
Bandingkan dengan kecepatan internet di Indonesia.
Internet Smart Paket Biasa
Telkom Speedy
Indosat 3G

Dari dua tabel di atas, kita tentu cukup ‘iri’ melihat kecepatan akses internet di Jepang. Dan mungkin…..orang Jepang juga cukup ‘iri’ dengan kesabaran orang Indonesia dalam mengakses internet. Lalu, apakah dengan kecepatan akses yang begitu di Jepang berimplikasi pada tingginya biaya internetan-nya?

Sudah Lemot, Mahal Pula

Para netter Indonesia saat ini dan mungkin beberapa tahun lagi masih cukup malang. Selain kecepatan yang cukup lemot, ternyata biaya layanan internet di Indonesia cukup mahal. Dengan kecepatan rata-rata 256 kbps, para pengguna internet Indonesia harus membayar sekitar Rp 150.000 per bulan (asumsi kuota internet unlimited). Ini berarti biaya akses internet Indonesia Rp 585.000/Mbps/bulan. Bagaimana dengan Jepang?

Dengan menikmati kecepatan rata-rata 15 Mbps, netter Jepang hanya merogoh sekitar 5000-6000 yen per bulan atau sekitar Rp 450.000 hingga Rp 550.000 per bulan. Angka ini sama dengan Rp 33.000/Mbps/bulan. Dari angka absolut saja, biaya internet Indonesia 17 kali lebih mahal dibanding Jepang. Ini belum dihitung daya beli masyarakat Jepang yang sangat tinggi.

Dengan memperhitung daya beli masyarakat Jepang dan income per capitanya terhadap Indonesia, maka perbandingan biaya internet terhadap layanan Indonesia memang sangat buruk. Dengan income per kapita 16 kali lebih besar daripada penduduk Indonesia, orang Jepang menikmati akses internet sekitar 1/250 lebih murah dengan Indonesia. Angka ini berasal dari hitungan kasar saya : Biaya per Mbps/bulan X perbandingan income perkapita (17×16=272, dan saya bulatkan 250 kali). Jadi, biaya internet Indonesia sekitar 250 kali lebih mahal dibanding Jepang.

Rakyat Harus Bicara dan Melek

Buruknya layanan internet di Indonesia harus disadari oleh rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia harus melek informasi bahwa rakyat kita masih sangat sulit untuk mendapat informasi. Sudah sulit, mahal pula. Itulah informasi yang harus masyarakat tahu. Jika masyarakat tidak tahu, maka pemerintah + stakeholder akan ongkang-angking membiarkan masyarakat kesulitan akses internet. Sistem tarif internet kita saat ini, sama dengan kasus perbandingan tarif telekomunikasi 2004 vs 2009. Yang mana sebelum tahun 2006, tarif telekomunikasi kita sangat tinggi. Dengan prediksi yang sama, maka dalam waktu 3-5 tahun kedepan, tarif internet semestinya sudah turun hingga 90%.

Sistem monopoli (sudah berkurang), minimnya konten/server lokal (dalam negeri) merupakan dua faktor utama yang menyebabkan “lemot”-nya layanan internet kita. Faktor penyebab lain adalah jaringan back-bone di Indonesia yang masih terbatas. Khusus faktor ke-2 yakni konten/server lokal harus menjadi perhatian kita bersama. Mayoritas akses internet di Indonesia tertuju pada konten atau server-server yang berada di Amerika, dan ini menyebabkan bandwith kita banyak tersedot ke Amerika. Sedangkan harga bandwith itu sendiri cukuplah mahal. Hal ini hanya bisa kita tekan dan atasi dengan menggalakkan server lokal. Jadi, jika anda memiliki Website, Webblog, atau sejenisnya, sebaiknya memilih hosting yang servernya berada di Indonesia. Cara ini akan mempercepat akses internet kita, setidaknya mengurangi routine sistem internet yang jaring- berjaring.

Sedangkan faktor infrastruktur dari stakeholder dan regulasi dari pemerintah merupakan PR besar bagi pemerintah serta operator di Indonesia. Dan mestinya pemerintah kita tanggap melihat keterbelakangan internet di Indonesia. Dan bila sebagian rakyat Indonesia bisa menyadari bahwa layanan internet merupakan salah satu layanan utama (sama pentinganya dengan listrik, air atau BBM), maka rakyat bisa mendesak pemerintah memprioritas pembangunan ini. Hanya saja, sebagian besar masyarakat belum memiliki paradigma bahwa internet itu penting. Sebagian masyarakat kita masih memandang serta memanfaatkan internet sebatas buka facebook, chatting atau buka situs-situs porno. Lihat saja ini : 6 Situs Porno yang Paling Banyak diakses di Indonesia. Cukup prihatin… kontribusi perkembangan internet Indonesia terbesar bukan karena perkembangan akses informasi dan ilmu pengetahuan, namun karena akses facebook (+chatting) atau ‘3gp’.

sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/2009/10/13/12-negara-internet-tercepat-dunia-indonesia-peringkat-138/

Sudiharto dan Sukotjo Terima Anugerah HB IX

Yogyakarta (ANTARA News) - Dr Sudiharto dan Prof Sukotjo menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX menandai peringatan Dies Natalis ke-60 Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Penyerahan penghargaan kepada dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kehutanan UGM itu dilakukan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Rektor UGM Prof Sudjarwadi di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Sabtu malam.

"Sungguh tepat jika sidang tim Majelis Guru Besar UGM menetapkan Dr Sudiharto dan Prof Sukotjo sebagai penerima Anugerah HB IX yang memiliki nilai tinggi, karena pengabdian dan pencapaian prestasi mereka," kata Sultan Hamengku Buwono X.

Kedua tokoh itu, menurut dia telah menciptakan karya inovatif yang spektakuler dan berjasa luar biasa di bidang pengembangan teknologi medis untuk kemanusiaan dan pengembangan sistem silvikultur bagi pelestarian hutan.

Ia mengatakan di tengah gejala menipisnya rasa keadilan dalam sistem peradilan dan arogansi manajemen rumah sakit yang menjauhkan rasa empati terhadap kemanusiaan, penemuan alat terapi untuk penderita hidrosefalus oleh Dr Sudiharto pantas disyukuri.

"Alat terapi itu berhasil menyelamatkan sekitar 7.000 pasien dengan biaya yang sangat murah," kata Sultan yang juga Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).

Menurut dia, alat yang mampu mengurangi cairan otak hingga setengah dari volume awal itu disebut sistem pirau katup celah semilunar. Alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk pasien stroke, trauma kepala akibat kecelakaan, tumor otak, dan radang otak atau meningitis yang mempunyai gejala sama.

"Harga alat tersebut antara Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta per unit, lebih murah jika dibandingkan dengan alat buatan luar negeri yang harganya mencapai Rp40 juta per unit. Meskipun harganya murah, alat ini dijamin aman penggunaannya," katanya.

Ia mengatakan selain Dr Sudiharto, Prof Sukotjo juga memiliki jasa yang besar bagi kemanusiaan. Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM itu berhasil menemukan teknik silvikultur intensif untuk melestarikan hutan.

"Silvikultur merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membentuk hutan dengan struktur dan komposisi yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, dapat mewujudkan hutan sehat, prospektif, dan lestari yang berfungsi optimal untuk mencukupi kebutuhan manusia," katanya.

sumber : http://www.antaranews.com/berita/1261236730/sudiharto-dan-sukotjo-terima-anugerah-hb-ix

Rusia Percepat Pengiriman Sukhoi TNI-AU


Dua pesawat jet Sukhoi jenis SU 30 MK2 yang dipesan oleh TNI AU tiba di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat(26/12/08). Kedua Sukhoi tersebut diangkut oleh pesawat kargo Antonov langsung dari Rusia. (Foto: detikFoto/Muhammad Nur Abdurrahman)

21 Desember 2009, Jakarta -- Pemerintah Rusia berkomitmen untuk mempercepat pengiriman tiga pesawat jet tempur Sukhoi yang dipesan Pemerintah Indonesia untuk TNI Angkatan Udara.

"Kami akan membantu percepat pengiriman tiga pesawat Sukhoi bagi TNI Angkatan Udara," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander. A. Ivanov seperti dikutip juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI FH Bambang Soelistyo ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Senin.

Komitmen Pemerintah Rusia itu disampaikan Ivanov saat mengadakan kunjungan kepada Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufa`at yang berlangsung tertutup.

Bambang mengatakan, keterlambatan pengiriman tiga Sukhoi seri SU-27SKM itu disebabkan masalah teknis administrasi yang akan segera diselesaikan pemerintah Rusia.

Semula tiga pesawat jet tempur Sukhoi dijadwalkan tiba Desember 2009 dan Januari 2010 namun karena permasalahan teknis administrasi maka diundur menjadi Oktober 2010.

"Ya kami berharap ketiganya bisa tiba lebih cepat dari Oktober 2010, karena tambahan tiga pesawat Sukhoi itu sangat memadai untuk memberikan efek tangkal. Dan Pemerintah Rusia sangat memahami," tutur Bambang.

Ia mengemukakan, kesiapan tiga pesawat Sukhoi jenis SU-27SKM itu tidak ada masalah dan siap diterbangkan ke Indonesia.

Sejak 2003, Indonesia telah memiliki tujuh pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Pada 2003, Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Dalam pertemuan itu, Pemerintah Rusia juga menjamin keberlangsungan pendidikan bagi para pilot dan teknisi TNI Angkatan Udara untuk memperdalam operasional Sukhoi.

"Ya mereka berkomitmen juga untuk tetap memberikan pendidikan bagi para pilot dan teknisi kita untuk operasional Sukhoi, meski kita juga mendidik mereka di China," demikian Bambang.

sumber : www.antara.com

Menjadikan TNI Gagah Perkasa Bukan Gagah Gemulai


Kalau kita menelisik semua pemberitaan dan analisis tentang TNI, dua hal yang tampak di depan mata adalah kekurangan alutsista dan kekurangsejahteraan anggotanya. Padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tempur prajurit TNI di regional ini, TNI selalu ada dalam ranking utama. Artinya kualitas prajurit yang begitu prima kok berbanding terbalik dengan kesejahteraan dan kesenjataan. Jadinya gimana dong, terus yang salah siapa dong ?

Kita langsung saja tuding tanpa tedeng aling-aling bahwa yang salah adalah anggaran dan mbahnya anggaran adalah political will dari government. Tapi kalau political will ditanya jawabnya juga sederhana, mendahulukan pembangunan ekonomi. Kecuali pada era Orde Lama maka hantu yang bernama anggaran itu selalu menjadi lagu hit sepanjang empat dekade, pada setiap rezim yang berkuasa untuk memastikan bahwa modernisasi alutsista TNI dan kesejahteraan prajuritnya menjadi sebuah kosa kata berbalas pantun :

Karena keterbatasan anggaran, maka kondisi alutsista menjadi renta
Karena keterbatasan anggaran, maka kesejahteraan prajurit terkendala
Karena keterbatasan anggaran, maka pengawal republik tetap bersabar rela

Hampir empatpuluh tahun gurindam duabelas ini selalu didengungkan sebagai lagu wajib taat dan membiasakan seluruh prajurit TNI berpuasa, ya berpuasa sejahtera, ya berpuasa alutsista. Pertanyaan lugasnya adalah apakah kondisi ekonomi kita masih sama dengan empat puluh tahun lalu untuk mematahkan argumen political will tadi. Jawabnya tentu tidak karena kita tidak lagi cacingan (nyindir iklan obat cacing). Tetapi mengapa lagu itu masih wajib dengar untuk segenap jajaran TNI yang nota bene adalah pengawal republik dan penjaga eksitensi NKRI. Jawabnya adalah political will yang belum menyadari pentingnya sebuah TNI yang besar, kuat dan profesional yang menjadi bargaining power bagi diplomasi antar negara.

Kekuatan Baja Diri
Kalau boleh mengaku, sejujurnya sejak reformasi 1998 atau setidaknya lima tahun terakhir kondisi ekonomi kita sudah membaik dan bahkan sudah tahan uji ketika krisis ekonomi menggelar dan menggelegarkan diri di hampir semua kawasan dunia akhir 2008 lalu. Itu artinya sudah saatnya kita kembali menatap anak kandung rakyat ini yang selalu dinomorsekiankan pertumbuhannya dan nrimo saja to le. Bukankah anak kandung kita ini perlu dirawat, dipoles dan diperkuat struktur dirinya agar bisa tampil sebagai kekuatan baja diri bagi kelanjutan NKRI.

Lalu kalau political will yang kita suuzonkan, sejumlah asumsi bertema duga bisa jadi iya jawabannya. Boleh jadi ada perjanjian tidak tertulis apalagi terdaftar dengan pihak Barat, ketika rezim Orla berganti Orba bahwa sangat dimungkinkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia tidak boleh menjadi kekuatan setara dengan masa Orde Lama karena dikuatirkan rumah-rumah jiran disebelahnya tidak bisa tidur nyenyak.

Namanya juga duga, bisa benar bisa tidak, tapi kalau dilihat perjalanan bangsa selama empat dekade atau katakanlah selama lima tahun terakhir ini, asumsi itu bisa jadi hipotesa atau bukti defacto loh. Contoh realnya, sudah dikasih Kredit Ekspor sama Pemerintah Rusia tahun 2006 sebesar $1 Milyar untuk beli senjata made in Rusia, kok susah amat dan banyak gangguan teknisnya, ujung-ujungnya si Paman Sam menawarkan lagi F16 dan Herculesnya kepada Indonesia.

Sekedar catatan tahun 2006 kita mendapat Kredit Ekspor dari Rusia sebesar $1 Milyar untuk pembelian persenjataan Sukhoi, Tank Amphibi, Kapal Selam kelas Kilo, Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), namun perjalanan pengadaan alutsista yang sudah jelas sumber pembiayaannya itu masih juga tersendat. Selama empat tahun itu hanya digunakan untuk beli senjata Sukhoi dan 17 Tank Amphibi dengan nilai $100 juta sementara untuk senjata strategis seperti Kapal Selam dan PKR seharga $900 juta perjalanannya mirip perjalanan keong, sudah lambat, tak sampai-sampai lagi. Simpulnya sederhananya : sudah dikasih pinjaman kok masih jual mahal, kalau bisa dipersulit untuk apa dipermudah, kumaha atuh yang mempersulit diri sendiri dengan alasan birokrasi antar departemen atau karena perjanjian tidak tertulis tadi, takut dijewer Barat.

Kabar Gembira
Selama sebulan terakhir ini banyak kabar yang menggembirakan untuk perkuatan alutsista TNI antara lain program 100 hari pemerintahan SBY yang akan merevitalisasi industri hankam strategis (Pindad, PAL, DI, LEN) sebagai pemasok utama persenjataan TNI. PT PAL sudah mendapat kontrak dari TNI AL sampai tahun 2014 untuk buat 2-4 Korvet Rudal, 11-15 Kapal Cepat Rudal, 7 Kapal Angkut Tank, kerjasama pembuatan Kapal Selam dan repowering 25-30 KRI. PT PAL saat ini sedang menyelesaikan pembuatan 2 KRI LPD hasil kerjasama dengan Korsel dan perawatan beberapa KRI termasuk pemasangan rudal di KRI FPB.

Lalu ada berita TNI AU akan bentuk skuadron tempur baru di Medan, pembentukan Kodam baru di Kalimantan dan Papua, proyek Kostrad Divisi 3, penambahan batalyon tempur Kodam dan Paskhas, proyek 100 FPB berpeluru kendali. Kemudian penambahan radar di Timika, Merauke dan Saumlaki, penggantian pesawat Bronco dengan Super Tucano, penggantian Hawk Mk53. Kedatangan 3 pesawat tempur Sukhoi SU27, 17 Tank Amphibi BMP-3F dari Rusia dan hibah 35 LVT dari Korea Selatan pada bulan Desember 2009 serta tambahan KRI FPB segera mengisi arsenal TNI.

Semua berita itu tentu saja menyegarkan dahaga kita akan keinginan untuk melihat anak kandung kita itu gagah perkasa bukan gagah gemulai. Namun yang tak kalah penting tentu saja meningkatkan kesejahteraan para prajurit itu dengan balas saja yang setimpal dan wajar, misalnya gaji prajurit paling rendah minimal 4-5 juta rupiah sebulan diluar lauk pauk dan gaji para Jendral berkisar 40-50 juta sebulan. Bukankah para Jendral itu juga boleh juga disebut Direksi sama seperti Direksi Bank atau Perusahaan. Dan bolehlah kita sebut Direksi Pengawal Keamanan NKRI.

Mengapa pola pikir kita selalu mengutamakan kehebatan Direksi sebuah Bank atau Perusahaan dengan tingkat kesejahteraan yang luar biasa padahal job atau urusan keamanan itu justru lebih luas dan bahkan menyangkut nyawa si pengawal keamanan. Yang lebih heboh lagi ketika sebuah Bank kolaps, Pemerintah buru-buru menyuntik dana 6,7 Trilyun untuk menyelamatkannya, padahal itu Bank unyil yang tak berdampak sistemik, dan ternyata dirampok oleh pemiliknya sendiri yang berlabel Direksi dan Komisaris itu. Bandingkan misalnya dengan arogansi Malaysia yang berani memasuki teritori ambalat, melecehkan NKRI dan membangun pangkalan militer besar-besaran di Sabah, apa yang bisa kita lakukan untuk sekedar mengimbanginya. Ini bisa terjadi karena pengawal NKRI yang bernama TNI itu dianggap Malaysia sebagai sosok yang gagah gemulai.

Obsesi kita sederhana saja, tingkatkan kesejahteraan prajurit TNI secara signifikan dan lengkapi arsenal mereka dengan alutsista herder bukan alutsista anjing kampung yang dilempar batu langsung ngacir. Buang jauh-jauh hantu yang bernama anggaran. Harus ada niat yang tulus dari pemerintah untuk mendirikan sosok gagah perkasa dan berwibawa bagi pengawalnya, sekaligus untuk membuktikan tidak ada perjanjian tak tertulis dengan Barat bahwa TNI tidak boleh gagah perkasa. Bukankah top manajemen republik ini dipimpin oleh seorang Jendral Purnawirawan yang cerdas dan piawai. Bukankah NKRI ini sebuah negara kepulauan terbesar di dunia. Bukankah sumber daya alam NKRI ini paling lengkap di seluruh dunia.

****
Jagarin / 25 Nopember 2009
jagpan@plasa.com

(Pengamat Alutsista TNI)

sumber : http://polhukam.kompasiana.com/2009/11/25/menjadikan-tni-gagah-perkasa-bukan-gagah-gemulai/

Kapal Perang Indonesia akan Dipasangi Rudal Cina

Uji coba penembakan rudal C-802 oleh KRI Layang. (Foto: TNI AL)

21 Desember 2009, Jakarta -- Kapal-kapal perang Republik Indonesia (KRI) akan dipersenjatai dengan peluru-peluru kendali buatan Cina, kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

"Sebelumnya, kami telah melakukan uji coba dan menggunakan peluru kendali C-802, hasilnya bagus. Dan pengadaannya kita lanjutkan dan kini tengah dalam proses di Departemen Pertahanan," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA News usai menghadiri rapat paripurna ke-30 TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).

Ia mengatakan, selain peluru kendali C-802 juga tengah dijajaki pengadaan peluru kendali C-705 yang lebih ramping bentuknya dari negara yang sama."Kedua rudal itu akan dipasangkan di kapal-kapal patroli cepat (fast patrol boat/FPB) dan kapal-kapal perang jenis van speijk," kata Agus.

Kasal menegaskan, sejumlah kapal perang jenis `van speijk` dan kapal patroli cepat 57mm, akan ditingkatkan daya tempur dengan mengintegrasikan kembali seluruh sistem tempur dengan persenjataan dan peluru kendali yang akan ditempelkan.

"Untuk membuat peluru kendali, kita belum mampu. Masih harus mengandalkan dari luar negeri. Tetapi kalau mengintegrasikan sistem tempur kapal-kapal perang kita, PT PAL sudah mampu," ujar Agus.
Pemasangan rudal C-802 di atas geladak KRI Layang. (Foto: TNI AL)

Kasal mengatakan, dengan keterbatasan anggaran pihaknya terus melakukan skala prioritas dalam pengadaan dan operasional alat utama sistem senjata. "Prioritas kami antara lain, pengamanan wilayah perbatasan maritim dan pulau-pulau terluar," kata Agus.

Ia mengemukakan, pihaknya masih melakukan pemetaan persenjataan dan perlengkapan apa saja yang dapat diserahkan pengadaan dan penanganannya kepada PT PAL.

Selain meningkatkan daya tempur sejumlah kapal perangnya, TNI Angkatan Laut juga secara bertahap akan mem-pensiunkan 27 armada perangnya terdiri atas enam kapal perang dan 21 pesawat Nomad untuk diganti dengan jenis baru dengan kemampuan dan efek tangkal yang lebih "mumpuni".

sumber : www.antara.com

Militer Singapura, Katak Hendak Jadi Lembu


Ketika TNI melakukan latihan gabungan terbesar bulan Juni 2008 lalu dengan mengambil lokasi di Batam, Natuna, Singkawang dan Sangatta, kampanye militer Indonesia itu dipantau dengan serius oleh tetangga sebelah Singapura dan Malaysia, sementara Filipina tidak terlalu ambil pusing. Yang paling sibuk tentu saja negara pulau Singapura, yang sepertinya merasa terancam dengan pengerahan pasukan TNI lebih dari 30 ribu prajurit itu. Di Batam, warna latihannya bernuansa pasukan khusus karena yang diturunkan seluruh pasukan khusus yang dimiliki TNI apakah itu Kopassus, Kopaska, Paskhas.
Yang digelar di Batam sejatinya ingin menunjukkan pada tetangga yang angkuh itu bahwa kemampuan pasukan khusus Indonesia belum bisa ditandingi oleh mereka baik oleh kuantitas pasukan maupun kualitasnya. Hebohnya ketika ada skenario serangan udara langsung oleh F-16 dan Hawk serta penerjunan yang dilakukan oleh 10 Hercules TNI AU pada pagi subuh tanggal 10 Juni 2008, mereka minta klarifikasi untuk mengamankan wilayah udara yang katanya jangan sampai mengganggu penerbangan diatas pulau itu. Ini sama kejadiannya ketika TNI AL meresmikan Pos AL di garis terdepan teritori di Selat Singapura, beberapa F16 Singapura melakukan provokasi dengan melakukan manuver unjuk kekuatan.
Dan yang lebih terasa mengejek adalah ketika Angkatan Laut Singapura bersama negara-negara Pakta Anzus (Inggris, Malaysia, Australia, Selandia Baru) melakukan latihan gabungan di perairan teritori Natuna yang nota bene adalah wilayah Indonesia pertengahan tahun 2007. TNI AL waktu itu mengerahkan 7 kapal perang (fregat dan korvet) untuk mengusir konvoi 15 kapal perang Anzus. Setelah diultimatum oleh TNI AL, melalui proses yang menegangkan dan hampir terjadi tembak menembak mereka akhirnya keluar dari perairan Indonesia.
Singapura sesunggguhnya adalah negeri paranoid yang tak mau menghargai konsepsi bertetangga, selalu saja menganggap dirinya yang paling utama. Awal Oktober 2008 lalu Menhan Yuwono Sudharsono (waktu itu) sampai mengatakan bahwa negeri pulau itu adalah tetangga yang tidak jujur. Untuk mengamankan Selat Singapura dan Selat Malaka yang rawan perompakan, mereka bersemangat betul untuk melakukan patroli bersama TNI AL tetapi jika untuk urusan penyelundupan (illegal logging atau pasir laut) mereka tidak bersemangat dan jadi loyo karena menyangkut kepentingan sepihak yang menguntungkan mereka.
Belum lagi jika menyangkut perjanjian keamanan dan ekstradisi, wow, sepertinya mereka tidak berkenan banget padahal berapa uang jarahan dari para konglomerat dan koruptor Indonesia yang diparkir di negara Temasek itu. Ibaratnya pengen untung sendiri dengan diberikannya wilayah perairan Natuna untuk latihan militer dia dan kawan-kawannya sementara untuk urusan ekstradisi, ntar dulu, soalnya ini menyangkut “cadangan devisa haram” untuk menopang kemakmuran negeri kecil tersebut.
Belum lama ini Singapura memamerkan jumlah pembelian persenjataan yang luar biasa, menurut ukuran dia. Misalnya pembelian 2 skadron F-15 eagle, kapal selam, fregat, ratusan rudal, dan tempat penyimpanan persenjataan dibawah tanah yang sangat luas. Sepertinya mereka ingin menunjukkan kepada tetangganya bahwa mereka sudah sangat kuat banget sehingga mampu memberikan detterens buat siapa saja yang ingin mengganggu teritorinya.
Tetapi Singapura mungkin lupa dengan kondisi geografinya yang hanya merupakan sebuah titik, sebuah tempat, satu tempat saja sehingga dalam konsep militer, tempat yang hanya satu titik itu terlalu mudah untuk ditaklukkan. Sementara Indonesia yang besar ini terdiri dari ribuan titik yang tentu saja tidak mampu untuk dipukul serentak. Mantan petinggi TNI Jend Kiki Syahnakri pernah bilang, segede apapun kekuatan militer Singapura, belum merupakan ancaman bagi hankam Indonesia, ya karena itu tadi, hanya sebuah titik yang rentan untuk diserang dari segala penjuru, kalau kita mau.
Indonesia secara pasti sudah mendapatkan alusista modern dari berbagai jenis. 4 Korvet Sigma dari Belanda sudah masuk arsenal TNI AL. 4 KRI LPD sudah on the spot kemudian akan dilanjut dengan pembuatan korvet nasional dan FPB 57/FPB 60 secara besar-besaran. Khusus untuk FPB akan dilengkapi dengan peluru kendali dari jenis C802, sementara Fregat kelas A Yani sudah dipasang rudal mematikan Yakhont dari Rusia. Kapal Selam kelas Kilo 2 unit dari Rusia juga sudah dalam tahap finalisasi dan akan tiba tahun 2011-2012, sementara Tank amphibi paling dahsyat BMP-F dari Rusia tinggal menunggu kedatangannya. Helikopter tempur Mi-35 dan Mi-17 dari Rusia sebagian sudah datang. Kita memesan 8 Mi-35 dan 16 Mi-17 melalui kredit ekspor untuk Angkatan Darat.
Tanpa publikasi luas, kita juga sudah beli 800 rudal panggul Qw-3 dari China untuk pertahanan udara, sejumlah batteray artileri pertahanan udara Poprad dari Polandia bahkan sudah diuji coba. Dan yang paling gress tentu saja rudal anti kapal paling canggih dari China C-802 yang berhasil diuji coba dalam Latgab di Sangatta dengan jarak jangkau 120 km. Rudal ini lebih ampuh dari Exocet atau Harpoon. Untuk urusan rudal anti kapal ini kita dipastikan sudah membeli rudal C-802 dari China dan rudal Yakhont dari Rusia.
Desember nanti kita akan kedatangan 3 Sukkhoi 27 yang paling modern di kelasnya, setara yang dimiliki Malaysia dan bahkan kecanggihan persenjataannya melebihi apa yang dipunyai Israel, sehingga kehadiran 6 Sukhoi anyar ini mampu memberikan daya gentar bagi tetangga terutama Australia yang F-18 Hornet versi terakhirnya (masih dalam pesanan) ternyata masih kalah kelas dengan Flanker kita. Rencana berikut setelah kedatangan 6 Sukhoi gres itu, kita masih akan pesan 6 lagi untuk memperkuat grup tempur ini menjadi satu skuadron (16 pesawat).
Sebenarnya dalam konsep hankam yang kita miliki, kita tidak pernah berskenario untuk melakukan agresi atau serangan ke negara lain. Itu sebabnya dalam setiap latihan perang gabungan TNI yang dilakukan selama ini, skenario yang terjadi adalah, melakukan serangan balasan terhadap satu atau dua teritori kita yang diserbu agressor dengan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) atau serangan amphibi skala besar. Sayangnya negara tetangga itu selalu melihat rumah kita ini sebagai ancaman sehingga selalu jadi diintip terus gerak geriknya.
SBY memang seorang jendral yang pintar (majalah Time sepuluh tahun lalu sudah menyebutkan bahwa SBY adalah jendral paling cerdas yang dimiliki TNI). Sebagai negara kepulauan maka postur pertahanan Indonesia haruslah memperbesar kekuatan laut dan udara untuk benteng menghadapi serangan negara asing. Maka beberapa hasil dari konsep pertahanan itu sudah mulai memperlihatkan hasil.

Minggu-minggu kedepan ini bahkan selama beberapa tahun kedepan kita akan banyak kedatangan alutsista baru yang gres dan modern, Super Tucano, Kapal Selam kelas Kilo, Tank Amphibi, Rudal anti kapal, Sukhoi, Panser Pindad, Rudal Lapan, FPB, Korvet Nasional dan lain-lain. Sementara pasukan Marinir diperbesar terus dan sekarang sudah mencapai 2 Divisi. Angkatan Darat akan menambah satu divisi Kostrad untuk pergelaran di Papua, Ambon dan Sulawesi. Kalimantan akan diperkuat 2 Kodam dengan penambahan sejumlah batalyon dan brigade tempur baru. Kekuatan alutsista AD juga semakin ditingkatkan dan dipermodern, termasuk mendatangkan Heli Tempur Mi-35 dan Mi-17 yang banyak ditakuti Barat itu.
Dengan geliat perkuatan TNI ini, yang paling gelisah adalah negara pulau itu tadi yang sepertinya menjadi ancaman serius bagi dirinya. Nah, andai saja kita jeli membaca kegelisahan itu, meskinya disikapi juga dengan cara pandang bergaya militer untuk mengajak Singapura berhati lunak dan kemudian menjalankan perjanjian ekstradisi untuk mengembalikan koruptor dan sekalian uangnya yang diparkir di negeri itu. Atau sekali waktu lakukan kampanye militer dengan menggelar seratusan kapal perang di Batam atau menggelar rudal-rudal jarak jarak menengah secara permanen di sepanjang koridor perbatasan dengan Singapura.
Kita yakin dengan cara itu Singapura setidaknya tidak besar kepala atau mau tergerak hatinya untuk merundingkan kembali perjanjian ekstradisi dengan Indonesia. Bukankah rumah yang bernama Singapura itu sesungguhnya banyak tergantung dari tetangga suplay kehidupannya. Air bersih dipasok dari Malaysia, sayur mayur banyak didatangkan dari Sumut, pasir laut didatangkan dari Riau Kepulauan. Sesungguhnya kalau kita jeli menangkap cara pandang mereka yang paranoid itu karena kehidupan mereka sangat rentan dan sangat dipengaruhi oleh tetanganya (yang kebetulan gede-gede).
Maka sekali waktu perlu dong memperlihatkan kebesaran bangsa ini dengan cara pandang hankam atau militer. Empat ratus ribu tentara, tigaratus tujuhpuluhlima ribu Polisi, empat juta Satpam / Hansip dan puluhan juta komponen garda bangsa sekali waktu perlu memperingatkan Singapura bahwa segede apapun kekuatan militer mereka, bukanlah ancaman serius. Bak pepatah, seperti katak hendak menjadi lembu. Memang negara anda maju makmur tapi ibarat kehidupan disebuah` RT yang memiliki sebuah rumah mewah dan tetangga lainnya satu dua kelas dibawahnya, mestinya yang dikedepankan adalah cara hidup yang wajar, bukan arogan sehingga tercipta suasana yang harmonis. Tapi omong-omong emang di Singapura punya RT gak ya.
******

sumber : http://teknologi.kompasiana.com/2009/11/06/militer-singapura-katak-hendak-jadi-lembu/

Jagarin

(Penulis adalah pengamat Alutsista)