Selasa, 22 Desember 2009

Kita Dijajah Teknologi Asing!

Kita masih dijajah oleh teknologi asing. Mari kita lihat saja sekeliling kamar kita :CPU, notebook, printer,motor,gadget, apalagi mobil semuanya bermerk asing. Bila kita berada di pabrik / kantor maka kita lihat saja maka mesin-mesinnya masih buatan asing. Lantas kapan kita bisa mandiri? Berapa banyak devisa yang tersedot dengan memakai produk asing tersebut.

Mengapa tidak kita serang saja? Mana semangat perjuangan yang dulu pernah ada itu? “Jepang kita Kepang, Inggris kita Linggis, Londho kita Bondho“. Para penjajah itu masih ada di sekitar kita, cuma dalam wujud yang lain. Mungkin beberapa tahun yang lalu ketika masih banyak pabrikan dari Jepang yang berinvest di Indonesia, kita bisa numpang bangga turut merakit barang-barang yang merknya impor itu. Namun sekarang ternyata banyak dari barang-barang itu benar-benar diimpor dari luar negeri. Pabriknya sudah tidak ada di Indonesia lagi karena kebijakan pemerintah yang kurang kondusif.

Marilah kita berinstropeksi. Masih ada yang salah dalam kita merencanakan teknologi bangsa ini. Bisa dikatakan kita tidak memiliki ketangguhan dalam riset dan pengembangan. Hanya ada proyek-proyek mercusuar saja yang bak menara gading. Tapi tidak riil menyentuh kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat. Akibatnya kita masih tergantung dengan bangsa asing. Entah sampai kapan hal ini akan terjadi. Terus terang saja saya juga tidak kuasa untuk tidak menggunakan barang-barang merk asing.

Lantas kapan kita akan berkembang? Sejauh pendidikan di dalam negeri tidak diperbaiki secara menyeluruh maka hasilnya kita tidak akan lebih sebagai negara perakit doang. Lebih parah lagi kita sekarang akan cenderung menjadi negara importir saja. Bukankah mengimpor (dari China misalnya) lebih murah daripada membuatnya.

Kita harus merdeka dalam teknologi. Untuk ke sana sekali lagi tidak gampang. Prosesnya perlu jalan panjang nan berliku. Mungkin kita perlu mengadakan konggres-konggres Teknologi lebih dahulu. Para pemuda perlu bertemu untuk membicarakan masa depan Teknologi lalu bikin Sumpah. (semacam sumpah pemuda, begitu). Kemudian kita harus menuggu prosesnya sekian puluh tahun lagi untuk menyusun konsep kemerdekaan Teknologi kita. Terus ada penyusunan Sila-sila Teknologi Indonesia. Lalu ada peristiwa penculikan Tokoh-tokoh Teknologi Indonesia agar mengubah kebijakan nasioonal menjadi tidak ketergantungan pada teknologi asing. Baru bendera kemerdekaan itu bisa dikibarkan. Meski kemudian masih ada agresi produk dan teknologi asing kembali. Dan kita harus berjuang sampai berdarah-darah untuk melindungi kemerdekaan teknologi itu.

Suatu ketika nanti akan ada motor merk Paijo, laptop merk Prambanan, Mobil merk Arjuna, Handphone merk Bengawan Solo, Truk merk Jayawijaya, Traktor merk Kapuas, sb. Tentunya saudara-saudara hal ini tidak gampang. Kuncinya di Pendidikan. Namun apakah ini tanggungjawabnya guru, dosen dan departemen pendidikan saja? Menurut saya bukan. Orang-orang teknologi turut andil dalam proses ini. Para insinyur harus membantu dalam menciptakan cara-cara baru dalam desain dan produksi. Mari kita buat sama-sama alat-alat yang kita butuhkan secara mutlak mulai dari yang gampang saja lah. Lalu beranjak ke alat-alat yang susah dan sophisticated teknologinya.

Tanyakan pada diri kita masing-masing apa yang kita bisa buat untuk menghemat devisa negara ini dengan membuat barang-barang impor sekecil apapun. Niscaya lama-lama kita akan merdeka juga. Benar mungkin kata Pak Alim Markus: Cintailah produk-produk Indonesia. Ya kalau mixer atau kipas angin sih ok-ok saja. Kita bisa pilih juga maspion atau produk Indonesia yang lain. Tapi apa ya kita cukup ngeh kalau sekarang memakai prosesor bikinan Indonesia? Nah lo. Jadi ya kita harus mendukung rasa percaya diri Bos Maspion tersebut dengan cara membuat produksi untuk barang-barang yang lain yang dibutuhkan.

sumber : http://teknologi.kompasiana.com/2009/12/21/kita-belum-merdeka-dalam-teknologi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar